Sejarah Perkembangan Makanan di Indonesia

Senin, 01 April 2013

SEJARAH PERKEMBANGAN MAKANAN DI INDONESIA


Perkembangan dalam bidang makanan dimulai sejak zaman prasejarah samapi terjadinya revolusi makan berdasarkan sejarah eropa sampai abad 20 saat ini. Pada zaman prasejarah manusia mengkonsumsi makanaan hanya untuk memenuhi rasa lapar secara sederhana. Upaya untuk memenuhi kebutuhannya manusia purba pada zaman dahulu memperoleh makanan dengan cara berburu, mengumpulkan makanan, memakan daun-daunan, umbi-umbian dan mencoba berbagai macam bahan makanan yang dapat dikonsumsi tetapi tidak beracun.
Pada zaman paleolitik alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Alat-alat pada zaman paleolitik di buat dari kayu,tulang,tanduk dan batu. Caranya dengan cara di pukuli saja,bekas-bekas pukulan pada alat-alat itu di sebut retource (Soekadijo, 1990:7). Alat-alat pada jaman paleolithik berbeda dengan alat-alat pada jaman mesolithik dan jaman neolithik karena pada jaman paleolithik alat-alatnya dibuat masih secara kasar, sedangkan pada jaman neolithik alat-alatnya sudah mulai diasah. Manusia hidup dalam kelompok-kelompok dan membekali diri menghadapi lingkungan sekelilingnya. Kelompok berburu tersusun dari keluarga kecil yang laki-laki melakukan perburuan dan yang perempuan mengumpulkan makanan yang tidak memerlukan pengeluaran tenaga yang terlalu besar (soejono, 2010:135).  
Semua bahan makanan yang diperolehnya dikonsumsi secara mentah hal ini karena belum ditemukannya api. Namun setelah api ditemukan, pada awalnya manusia purba belum menyadari bahwa api dapat digunakan untuk memasak bahan makanan. Pada waktu itu, api hanya digunakan untuk menghangatkan badan dan mengusir binatang buas pada waktu malam hari. Suatu ketika saat seorang manusia purba menghangatkan badan, tanpa disengaja meletakkan segumpal daging di dekat api. Daging tersebut matang dan mengeluarkan aroma yang sedap karena terbakar, setelah diciipinya manusia purba merasakan bahwa ternyata daging yang telah dimasak menjadi lebih lezat dan lunak serta mudah dikunyah (setiawati, 1993:5). Sejak kejadian itu, lahirlah kebiasaan memasak makanan meskipun dilakukan dengan cara yang sederhana.
            Secara bertahap, manusia semakin menyadari akan pentingnya mengkonsumsi makanan tidak hanya sekedar memenuhi rasa lapar akan tetapi harus memenuhi syarat gizi dan kesehatan yang dibutuhkan tubuh yang berguna untuk perkembangan dan pertumbuhan badan yang optimal. Oleh karena itu, teknik dan keterampilan memasak terus berkembang yang saat ini telah merupakan seni tersendiri. Alat-alat yang digunakan sudah bukan dari tanah liat atau batu, melainkan telah banyak alat-alat modern seperti yang terbuat dari bahan stainless steel, barang-barang elektronik dan lain-lain.
Di samping itu,sejarah juga membuktikan bahwa pengolahan bahan makanan berkembang dari masa ke masa dan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Berdasarkan sejarah Eropa, perkembangan pengolahan bahan makanan dari masa ke masa dimulai sejak sebelum abad XII. Pada zaman itu bahan makanan hanya dimasak dengan cara dibakar dan direbus sehingga menu makanan yang tersedia hanya berupa hidangan-hidangan daging yang dibakar dan direbus, kemudian muncul bermacam-macam soup dan setup. Perkembangan makanan di Indonesia banyak dipengaruhi oleh negara eropa dan Belanda setelah muncul adanya perhatian terhadap masakan-masakan asing di dapur Eropa dan Belanda yang mempengaruhi jenis masakan di Indonesia saat ini (Setiawati, 1993:8).
Di Indonesia saat ini banyak muncuk masakan eropa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia contohnya macam-macam olahan steak yang diolah dengan cara digoreng,dibakar dan dipanggang. Selain itu, makanan Eropa sedikit menggeser makanan tradisional Indonesia, namun saat ini masakan tradisonal diolah lebih bervariasi agar tidak tergeser dengan makanan Eropa dan makanan Cina karena makanan tradisional Indonesia merupakan makanan khas Indonesia yang mencermikan bermacam-macam kebudayaan Indonesia. Setiap daerah di Indonesia mempunyai makanan khas daerah yang menjadi ciri khas suatu daerah contohnya soto Lamongan menjadi makanan khas dari daerah Lamongan.
           
2.2 Perkembangan Makanan di Indonesia
Perkembangan pengolahan bahan makanan dari masa ke masa dimulai sejak sebelum abad XII berdasarkan sejarah Eropa. Pada zaman itu bahan makanan hanya dimasak dengan cara dibakar dan direbus sehingga menu makanan yang tersedia hanya berupa hidangan-hidangan daging yang dibakar dan direbus, kemudian muncul bermacam-macam soup dan setup. Pada abad XIII yakni zamannya bangsa Eropa berusaha menjelajah wilayah timur, termasuk diantarannya Marcapolo. Ketika singgah di daratan Cina yang pada masa itu telh terkenal tinggi kebudayaannya, Marcopolo banyak mempelajari berbagai hal diantaranya adalah penggunaan dan pembuatan mie. Hasil penemuan di daratan Cina tersebut, kemudian dikembangkan oleh Marcapolo di negaranya sehingga dihasilkan bahan makanan yang dikenal dengan spaghetti, vermicelli dan macaroni yang sampai sekarang dikenal sebagai makanan khas italia yang bisa dimasak menjadi spaghetti bolognaise, macaroni schotel dan lain-lain ( Setiawati, 1993:6).
Sekitar abad XIV bangsa Romawi berhasil menguasai Eropa, kemenangan Romawi atas Eropa kemudian dirayakan dengan pesta. Dalam suasana pesta orang Romawi tidak mau jika hanya mengkonsumsi hidangan-hidangan yang sederhana, maka diciptakan berbagai saus untuk berbagai hidangan. Sejak saat itu mulai dikenal penggunaan bermacam-macam saus untuk berbagai makanan sampai saat ini contohnya saus bolognaise yang digunakan untuk spaghetti.
Pesta kemenangan juga melanda ke setiap negara di Eropa termasuk perancis. Perancis kemudian mengembangkan seni memasak dengan sedemikian pesatnya sehingga dapat diterima dan terkenal di seluruh dunia. Bahkan pada zaman Nepelon dan pada masa perancis dikuasai oleh raja-raja Louis, pengaruh kebudayaannya sangat besar terhadap negara-negara Eropa lainnya dan hingga saat ini French Couisine atau seni memasak dari dapur perancis mendapat tempat terpenting di dalam dapur hotel dan restoran seluruh dunia.
Seni memasak mengalami kemajuan yang sangat pesat pada zaman raja Louis pada abad XIV sehingga resep yang tadinya dibuat berdasarkan pengalaman mulai disusun secara metodis dan menjadi suatu ilmu yang ditandai dengan munculnya bermacam-macam buku resep masakan sampai saat ini masih terus berkembang ( Setiawati, 1993:8). Dalam abad XV di negara-negara Eropa terjadi revolusi agama dan politik yang menyebabkan orang –orang di negara Eropa melarikan diri ke Amerika. Dalam imigrasi besar-besaran ini, orang Eropa tidak hanya membawa keluarga dan harta bendanya saja akan tetapi membawa juga kebudayaan termasuk budaya makanannya. Oleh karena itu, dasar dari menu orang-orang Amerika  sebagian besar dipengaruhi dan sama dengan menu Eropa pada umumnya meskipun disesuaikan dengan situasi perkembangan yang pesat dinegara tersebut.
Pada permulaan abad XVI bangsa Portugis berhasil menguasai Indonesia untuk mencari rempah-rempah, meskipun pada awalnya pencarian rempah-rempah dilakukan oleh bangsa spanyol namun yang pertama kali memperkenalkan rempah-rempah Indonesia ke negara Eropa adalah bangsa Portugis. Akibatnya mereka ternyata sangat mengagumi dan mendambahkan rempah-rempah Indonesia sehingga mendorong bangsa lainnya seperti Belanda datang ke Indonesia untuk mencari rempah-rempah bahkan sampai berhasil memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia.
Kaitannya antara masuknnya Belanda ke Indonesia dengan perkembangan makanan yakni terjadi pada masa perang dunia I ketika hubungan orang-orang Belanda yang ada di Indonesia dengan Eropa terputus akibat perang yang berkesinambungan. Putusnya hubungan ini berarti pengiriman bahan makanan dari Eropa tidak dimukinkan lagi. Hal ini memaksa orang-orang Belanda yang ada di Indonesia harus menyesuaikan menu makanannya dengan menu makanan Indonesia. Orang-orang Belanda mulai mencoba makanan Indonesia yang kemudian berkembang menjadi menu yang disebut Rijsttafel.
Rijsttafel adalah suatu menu yang disertai bahan pokoknya nasi. Menu rijsttafel sangat digemari dan merupakan makanan selingan yang istimewa dalam menu orang Belanda sampai saat ini. Akibat lain yang ditimbulkan oleh perang yang bersinambungan yaitu mulai dikenalnya margarin pada zaman Nepelon. Margarine digunakan sebagai pengganti mentega karena pada waktu itu cadangan bahan makanan untuk pembuatan mentega telah habis (setiawati, 1993:8-9).
Perkembangan makanan mengalami kemajuan yang sangat pesat terutama di negara-negara Eropa dan setelah perang dunia II baru mulai tampak adanya perhatian terhadap masakan-masakan asing di dalam dapur Eropa. Misalnya  selain masakan-masakan Cina seperti bakmi, cap chai, dan lumpia juga beberapa masakan Indonesia seperti nasi goreng, gado-gado, dan sate mulai dikenal dan masuk dalam menu masakan Eropa terutama dalam menu Belanda. Adapun menu Amerika yang tampak berpengaruh kuat terhadap menu Eropa adalah juice dan salad, juice dan salad saat ini lebih banyak dikonsumsi sebagai upaya memperbaiki menu Eropa yang pada umumnya terlalu berat karena masyarakat Eropa cenderung banyak memakan makanan yang berbahan dasar daging (danylah, 2003:102).
Pada saat ini telah terjadi banyak perubahan dan perkembangan yang begitu pesat dalam bidang makanan yang meliputi penyediaan bahan, teknik memasak, serta pengawetan makanan sehingga dapat dikatakan telah terjadi revolusi makanan. Makanan banyak tersedia dan mudah diperoleh mulai dari yang mentah, siap makan sampai pada yang siap dikonsumsi. Di Indonesia perkembangan makanan terjadi disetiap daerah yang ada di Indonesia, banyak ragam makanan daerah di Indonesia sesuai dengan kondisi lingkungan setempat.
Makanan tradisional  Indonesia saat ini banyak dikembangkan mulai dari teknik penyajian dibuat menarik untuk menarik konsumen, agar makanan tradisional Indonesia bisa bersaing dengan makanan Eropa dan Cina yang banyak digemari oleh masyarakat diIndonesia seperti steak, bakmi, cap chai dan sebagainnya. Makanan Indonesia saat ini banyak yang disajikan dengan teknik fusion yaitu menyajikan makanan dengan menata makanan yang menarik dan mengandung unsur seni agar makanan yang disajikan kepada konsumen lebih menarik.
 
 
sumber dari :  http://devyyufi.blogspot.co.id/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makanan khas afrika

10 makanan yang mengandung protein

asal usul seblak